Rabu, 19 Desember 2012

Jurnalis Ahli Gigi

Huuu.. jurusan jurnalistik di semster 5 ini memang sangat menyenangkan. Setiap tugas gue pasti melakukan di luar ruangan, meliput kemanapun, mengenal dunia serasa lebih luas dan senangnya banyak orang-orang baru disekitar gue. Pusing sekali memang, karena keberanian dan rasa ingin tau menjadi modal utamanya. Bukanlah uang yang dengan mudahnya menyogok si narasumber dan POWWW! selesailah tugas kita yang beriringan dengan hilangnya jatidiri kita sebagai seorang jurnalis. Hmmm.. mungkin saat ini bisa aja gue bilang begitu. Bisa saja saat ini gue mempertahankan ke idealismean gue sebagai seorang citizen journalist

"Kapan lagi bisa idealis selain saat menjadi mahasiswa.
  Karena dalam dunia kerja idealis selalu berbenturan dengan banyak kepentingan"

Salah satu kutipan kakak angkatan gue di jurnalistik tentang bagaimana sikap seorang mahasiswa jurnalistik. Karena memang benar keidealismean seharusnya kita maksimalkan saat menjadi mahasiswa. Idealisme oh.. idealisme. Terkadang bingung juga ya, padahal ini masih dalam taraf nilai dari dosen. Tapi dengan bangganya kita menunjukkan jati diri sebagai seorang jurnalis. Semoga nantinya akan terus seperti ini, semoga...
Kali ini, gue mendapatkan tugas dari mata kuliah wawancara & investigative reporting. Bahasannya tentang investigasi. Bebas mau investigasi apa aja yang penting menarik n jujur kita melakukannya. Bukan copas dari internet apalagi sotoy. Sebenernya tugas ini seru bangettttt, tapi yang bikin pusing adalah gue dengan asal nyeletulknya bilang kalo gue mau investigasi tukang ahli gigi ilegal. Hmmm, emang dasar saking udah 2 kali ga masuk mata kuliah ini pas sekalinya masuk ehh panik ada tugas *tepokjidatampeberdarah !
Bingung mendadak en galau tingkat dewa tiba-tiba nih. Mau investigasi apaan nih guaaaa... padahal gua ga pengen tau apa2 sebenernya hahha. Oke, nama gue disebut. Sambil a.i.u.a.i.u gajlas dengan asal jeplaknya gua bilang "INVESTIGASI AHLI GIGI !"... Sambutan baik dan terkesan surprise pun disambut baik oleh dosen gue, Pak gumgum. "Ya ! bagus itu. apalagi banyak ya tukang gigi yang terkesan ilegal" kata beliau. Gue cuma bisa senyum-senyum tipis sambil garuk2 kepala diselingin ngupiL.
Pulang kuliah, pikiran tentang tukang gigi nyamber2 di kepala gua. Harus darimana gue mulainya. Gimana kalo itu tukang gigi gamau ngasih tau tentang kejahatannya yang sebenarnya.. gimana kalo dia ngaku2 legal. Ujug2 gue merasa jatoh ke lobang yang dibuat sendiri. Tenang en jangan panik, sugesti pun mulai muncul perlahan di bulir2 pikiran gue. Ini tantangan yu.. Tantangan buat seorang jurnalis awam yang benar2 mengaplikasikan ilmunya.. semoga

19 Desember 2012..
Hari ini saatnya asesment tugas ke dosen gue di kampus. Sial, gue telat bangun. Asesment beres jam 9.30 pagi dan gue baru bangun jam 9.15, hebat banget ! Mandi udah kayak bebek asal basah kaga pake keramas gua langsung caw ke kampus. Jam 10 kurang 15 tubuh gue dengan napas terengah-engah pun sampai di kampus.
Pak Gumgum (PG) : mau asesment tentang apa
Gue : ini pak tukang gigi
PG : ohhh yang tukang gigi itu yaaaa, iya.iya gimana perkembangannya ? tetep mau yang ini kan ? ga bakal diganti kaaannn ? (si bapak semangat banget ampe ada api berkobar2)
Gue : iya pak, penasaran pak soalnya (sok2 penasaran, padahal mah gue bingung)
Malemnya... gue mulai mencari di internet seperti apa tukang gigi itu dan seperti apa dokter gigi yang legal. Hmmm.. referensinya dikit banget... Tiba-tiba otak gue bermain, AHA ! gue mulai berpikir buat investigasi kaum lesbian atau gay. Dari situ gua hubungin temen gue si demplon yang notabene dia pernah nyamar jadi lesbian buat menginvestigasi kaum lesbian.. Menurutnya kaum lesbian di Bandung susah buat di wawancara, jadi dia menyarankan buat wawancara kaum lesbian di Jakarta. Setiap malam minggu cari aja setiap sudutnya pasti ada, begitu menurutnya. Referensi kedua gue minta ke kang ope, Bang syaid dan wahab (anggota mapaligi dan ope juga punya blog namanya vanos kabut *follow ya :p ).. Tanggapannya semua sama... "HAH ? BUAT APAAA ?". kayaknya gue dianggep bosen ama laki-laki jadi gue mau belok gitu kali yak. Diantara mereka bertiga, kang opelah yang menyarankan gue buat ngehubungin temennya seorang calon psikolog yang lagi ngerjain tesis. Namanya annisa, kecengannya kayaknya. Kata kang ope, Annisa itu cerewet dan dia punya banyak kenalan kaum kaum seperti itu jadi bisa buat bantu gue ngerjain investigasi itu. Terus gue juga nyari lagi ke temen gue si Debby. Dia juga punya banyak temennya yang kayak gitu. 
"Lu mau yang udah punya cewe apa belom yu. Ada gua mah." Kata Debby yg gaya ngomongnya udah kayak germo banget dah. Gue sebagai pelanggan pesen yang udah punya cewe alias femi-nya heheh.
Gue juga nyoba buat chat kakak angkatan gua, Abbas. Dia pernah nawarin gua kerjaan jadi reporter di TV lokal Bandung. Gua mulai berpikir kalau dia pasti bisa kasih pencerahan buat gua. hehe mulai deh gua nanya-nanya ke dia. Gue mulai bercerita ke dia soal kegelisahan gue (ceilah !) antara kaum lesbian atau ahli gigi ilegal. Menurutnyakaum lesbian bagus juga buat diangkat. Banyak hal yang dia sarankan untuk meliput kaum lesbian. Dari tempat nongkrongnya di daerah Bandung sampe cara buat ngedeketinnya biar manteb investigasinya. Setelah panjang lebar, dia mulai ngasih pencerahan lagi ke gua.. Kali ini lebih cerah...
Investigasi Ahli Gigi menurutnya topik yang lebih menarik dibandingkan kaum-kaum itu. Soal lesbian dan gay mah yaaahh udah banyak an mengustnya, kurang HOT ! Bingung lagi deh gua gundah gulana. Sebenarnya yg gua takutkan adalah gimana kalau mereka para tugi (TUkang GIgi) gamau membuka diri buat diinvestigasi. Trus dengan alasan kalo kita mau mengetahui tentang usaha tersebut ntar yang ada si tugi malah ngomongin yang bagus2 tentang usahanya yang ternyata malah ilegal. Ketakutan gua itu dirasa wajar, apalagi untuk pemula seperti gue. Tapi pantang mundurrrrr (*wusss ada api diangin-anginin), dia ngasih saran ke gue buatterus investigasi bolak-balik keahli gigi trus tanya kebenarannya ke dokter gigi, dinas kesehatan ama dinas tenaga kerja trus balik lagi ke ahli gigi sampe gua tau hal buruk yang sebenarnya dilakukan oleh tugi itu (*muka sinis).
2 jam berlalu kita berbagi saran di chattingan. Emmm...ga berbagi saran sih. Tepatnya gue konsultasi. Gue nanyaaaaaaaaaaaaa mulu udah kayak pembantu baru en dia dengan lugasnya menjawab dan memberi solusi yang membuat gue semakin mantab untuk melakukan investigasi ini. Ini bener-bener tantangan dan gue udah berniat buat ngerjain tugas ini sesuai dengan 9 elemen jurnalistik yang udah gua pelajarin... 
Masalah ini seolah-olah selesai da mendapatkan spirit untuk melakukannya... Pokonya untuk para sahabatku yang sudah memberikan saran kaum lesbian, jangan berkecil hatiiii...Jasamu abadi :D
Berkati ya Tuhan berkati, semoga si tugi ga minta sogokan kepadaku yang sedang bokek ini
SEMANGATTTT !!! *semoga berhasil yu

Minggu, 16 Desember 2012

11 Desember 2012

Hujannya deras diluar, langitnya hitam. Seperti habis mandi saja rasanya. Namun, aku tak peduli. Aku butuh kesendirian. Memang seperti sudah gila, berani sumpah disini ramai sekali.. Ya, kesendirian seperti inilah yang aku butuhkan. Sendiri tanpanya. Petir menyambar kencang, seolah tau saja dia cara terbaik membuat bergidik dikala hujan. Tepatnya seolah dia memang tau kalau aku sedang marah ! Memang ada-ada saja ulahnya. Dasar bajingan kecil, dengan gaya innocentnya yang seolah tidak tahu apa kesalahannya dan dengan mudahnya membiarkanku pergi di tengah hujan. Hmm.. tidak, tidak.. tadi itu belum hujan. Bagaikan tirai sebuah panggung saja, tirainya dibuka dengan gamblang dan meriah tapi aku membuka tirai ini dengan gerimis dan wajah carut marut. Kedai kopi di persimpangan jalan dago tempatku menyendiri. Sungguh mirisnya harus menyendiri di tempat yang ramai ini. Penuhnya tempat ini, sampai-sampai bangku untuk seorang penikmat kopi saja aku tak mendapatkannya.
Kita mulai saja dari awal. Turunlah aku dari angkutan umum, dan BYUSSS! hujannya langsung deras. Lari-lari kecil mengiringiku sampai di dalam kedai kopi. Tepat di antrean kafe aku berdiri kedua dari depan. Sembari menyibakkan air di rambut dan sekujur tubuhku aku melihat list minuman di depan. Dengan rasa khawatir akupun mengelap map biru berisi arsip-arsip yang kubawa ke celana jeansku. Mujarab juga map plastik ini, arsipnya tidak ada yang basah.
"Pesan apa mbak Ayu ?". Saat kulihat, itu sosok wajah yang kukenal. Ternyata si Brave, anak jurusan Informatika di kampusku. Entah angkatan tahun berapa. Basa-basi sejenak, aku pun memesan cappucino. Seperti kubilang, benar-benar penuh tempat duduknya. Terpaksa aku duduk di lantai atas. Beruntung ada satu bangku yang kosong, tapi benar-benar ga nyaman. Bangkunya tinggi, keras dan berputar-putar. Miris banget ya... krik.krk.krik
Diam sejenak aku pun menyruput cappucinoku. Sruupptt, Bwekkk ! Kopinya ga dikasih gula ama si Brave, wahhh bener-bener ni anak. Akhirnya aku meminta gula sachet ke waiter yang sedang membersihkan meja yang banyak sisa makanan. Lagi-lagi aku berpikir, kenapa sih makanannya tidak dihabiskan ? Bayangkan saja, nasi plus ayam dan telor dadar disini bisa seharga 29.000. Tapi ayamnya masih setengah utuh, apalagi nasi dan telornya kayak baru dimakan dua suap saja. Diet gagal sepertinya. Mataku mengarah ke sekeliling, rupa-rupa ternyata orang-orang disini. Kebanyakan mereka membawa laptop untuk mengerjakan tugas dengan wi-fi gratisan disini, ada juga yang nonton bola, dan sialnya ada juga yang pacaran sampe suap-suapan ! Damn, kenapa sih punya pacar ngeselinnya amit-amit jabang bayi ! Jam 9 malam tiba-tiba si Brave dateng dan akupun pindah tempat duduk. Ngobrol-ngobrol ma dia. Shift kerjanya udah beres dan dia mau makan dulu disini.
"Bentar ya, gua pesen makanan dulu..". Dia pun turun buat mesen makanan. Diluar masih hujan deras, huftt pas banget sih kayak di sinetron-sinetron itu. Suasana galau dengan background hujan dan si artis menangis sendu dibawah guyuran air hujan. Jujur, aku benci sekali keadaan seperti ini. Hubungan romansa kita itu sudah terjalin selama setahun setengah, emm setahun setengah lebih. Itu waktu yang lama menurutku. Tapi ego kita masing-masing ternyata masih memenangkan setiap permainan yang kita buat sendiri. Bodoh ! Sifat yang tidak pernah mau merasa dikalahkan dan mengalah, ditambah sikap cuek-cuek di setiapa ada permasalahan itu yang membuat aku jadi sebego ini.
Brave datang membawa 2 cake, tiramisu dan coklat. Dia menyuruhku memilih satu, tiramisu. Terimakasih :) .
Cappucino and tiramisu, makanan penyambut kegalauan. Kusembunyikan murungku di depan temanku ini. Dengan sangat aku tertawa dan membuat jokes yang ga penting tapi tetep saja dia tau kalau aku ada masalah dengan seseorang itu yang ga perlu buat disebut namanya. Jam 10 temanku pun ada yang datang lagi. Teteh datang gara-gara dia display bbm ku yang memajang tiramisu cake dan cappucino. Berkuranglah kegalauanku karena mereka berdua. Banyak hal yang kami perbincangkan membuatku lupa akan masalah ini. Rumah gurita dan horor-horor seputar bandung kita bicarakan. Lucunya si teteh malah jadi takut sendiri dengan cerita horornya yang ia mulai. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Mataku sudah tak bisa berkompromi lagi. Kekasihku yang menyebalkan itu pun sudah menelpon dan mengirimkan sms berkali-kali. Bodo amat kupikir, dia pergi ke kosanku dan aku tak ada disitu padahal. Sejenak aku merasa tak peduli dengan apa yang dia lakukan. Teth yang merasa takut memintaku untuk bermalam di kosannya. Baiklah, lagipula aku malas untuk pulang ke kosan. Masih gerimis saat kita bertiga keluar. Namun perasaanku menjadi lebih baik seiring dengan hujan yang mereda. Hal yang kupikirkan saat ini adalah aku tidak benar-benar sendiri dan aku tak akan bisa untuk menyendiri. Karena masih ada orang-orang yang lebih peduli daripada dia. Terimakasih sahabat ~~